Rabu, 10 September 2014

Museum Tosan Aji

1 komentar
MUSEUM TOSAN AJI

 
Museum Tosan Aji terletak di Jalan Mayjend Sutoyo, sebelah Selatan Alun-alun Purworejo. Yang dimaksud Tosan Aji adalah sejenis senjata pusaka dari logam besi yang mendapat tempat terhormat (yang dihargai) di mata masyarakat terutama pada masa lampau, diantaranya berupa keris, tombak, pedang,kudi dan menur. Dalam alam pemikiran masyarakat lebih-lebih pada masa lampau Tosan Aji dianggap memiliki kekuatan gaib/kesaktian yang dapat mempengaruhi dalam kehidupan masyarakat.

Alam pemikiran demikian berproses seirama dengan religi kemasyarakatan dan perkembangan jaman. Menurut D.G Stibe dan Letkol Uhlenbech dalam Encyclopedie-nya dinyatakan bahwa pada musium Antrhropologi /Ethnografi di Leiden telah disimpan keris yang berasal dan ditemukan di tengah-tengah stupa besar candi Borobudur. Yang diperkirakan keris tersebut sudah tua ketika dimasukkan ke dalam stupa yang kemungkinan sekali bersamaan dengan saat didirikan Candi Borobudur kurang lebih abad VIII. Dengan demikian pada waktu itu Tosan Aji telah mendapatkan tempat tinggi pada dalam kehidupan religi kemasyarakatan sehingga ditempatkan dalam bangunan monumental - religius – Borobudur. Nilai-nilai itulah yang kemungkinan melatar belakangi tingginya harga sebuah Tosan Aji
Di museum ini juga tersimpan berbagai macam keris dan tombak yang berasal dari masa Majapahit hingga sekarang. Selain itu juga tersimpan Yoni dan Lingga serta benda-benda cagar budaya prasejarah. Setiap tanggal 1 Muharram atau 1 Sura ditempat ini dilaksanakan Jamasan Tosan Aji yang dilanjutkan dengan kirab benda-benda pusaka di kota Purworejo dan Ruwatan Bersama yang dapat diikuti oleh masyarakat luas.
Di museum juga terdapat gamelam kuno kyai Cokronagoro yang merupakan hadiah dari Sri Susuhunan Pakubuwono VI kepada Bupati Purworejo I, Cokronagoro I.

Koleksi Keris Museum Tosan Aji




Sejarah Singkat Museum Tosan AjiMuseum Tosan Aji Purworejo diprakarsai pendiriannya oleh Menteri Dalam Negeri Bpk. Soepardjo Rustam. Sedangkan peresmian Museum Tosan Aji Purworejo oleh Gubernur KDH Tingkat 1 Jawa Tengah Bpk. Ismail pada tanggal 13 April 1987. Lokasi Museum pada waktu itu terletak di Pendopo Kawedanan Kutoarjo.

Pada tanggal 10 Juni 2001 oleh Pemerintahan Kabupaten Purworejo, koleksi Museum Tosan Aji Purworejo dipindah dari Kutoarjo ke Kota Purworejo menempati bangunan bekas Pengadilan Negeri pada jaman Belanda yaitu di Jln. Mayjend Sutoyo no 10 atau di sebelah selatan Alun-Alun Purworejo sebagai upaya mewujudkan lokasi wisata terpadu meliputi beberapa bangunan bersejarah seperti Masjid Agung Darul Mutaqin di sebelah barat alun-alun dengan Bedug Pendowonya terbesar di Indonesia mungkin di dunia, Pendopo Kabupaten Purworejo di sebelah utara alun-alun, Gereja GPIB di sebelah timur dan sebelah selatan bangunan kantor Setda Purworejo dan Museum

Peranan dan HarapanMuseum Tosan Aji Purworejo merupakan museum khusus yang hanya menyajikan satu jenis koleksi yaitu Tosan Aji, akan tetapi pada perkembangannya Museum Tosan Aji tidak hanya menampilkan koleksi Tosan Aji saja, namun juga menampilkan berbagai koleksi Benda cagar budaya yang banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Purworejo, baik pada masa prasejarah maupun pada masa klasik. Koleksi pusaka yang dimiliki lebih dari 1000 bilah terdiri dari Keris, Pedang, Tombak,Kujang/kudi, Cundrik, Granggang yang berasal dari masa Kerajaan Pajajaran, Majapahit hingga sekarang, dan tersimpan pula benda-benda cagar budaya lainnya seperti Gamelan Kuno Kyai Cokronegoro, hadiah dari Sri Susuhunan Pakubuwono VI kepada Bupati Purworejo pertama “Cokronegoro I” serta beberapa Prasasti, Arca, Lingga, Yoni, Fragmen, Lumpang, Guci, Beliung, Batu Gong,Gerabah, Menhir, dan Fosil.

Peran Museum Tosan Aji sebagai tempat wisata edukatif dengan menyajikan koleksi dan informasi yang banyak dibutuhkan untuk pendidikan sejarah serta sebagai tempat tujuan wisata yang menyenangkan dan bernilai tinggi.

Harapannya pengunjung mampu mengadakan perenungan dan pengkajian tentang nilai-nilai luhur melalui koleksi-koleksi yang dipamerkan serta dapat mengambil hikah sebagai pesan sejarah yang harus diselamatkan sehingga dapat mensikapi perkembangan di kemudian hari yang penuh kompetitif (sumber : Pemda Purworejo) 

Lokasi Museum
Jalan Mayjend. Sutoyo No.10, Purworejo
Telp. 0275-321033


Transportasi
Jarak tempuh dari Terminal Bus : 4 Km


Jadwal Kunjung 
Senin s/d Kamis : 08.00 - 14.00 WIB
Jum'at : 08.00 - 11.00 WIB
Sabtu : 08.00 - 12.30 WIB
Minggu dan Hari Besar tutup
 

Harga Karcis
Dewasa : Rp 500,-
Anak-anak : Rp 300,-


Fasilitas
Luas Tanah / Luas Bangunan : 3.000 m2 / 900 m2
- Ruang Laboratorium/Konservasi
- Ruang Penyimpanan Koleksi
- Ruang Administrasi
- Kantin/Cafetaria
- Toilet


Organisasi
Jumlah Pegawai 5 orang
- Kurator : 1 orang
- Konservator : 2 orang
- Tenaga Fungsional : 1 orang
- Keamanan : 1 orang


Program Museum
Pameran Khusus, Workshop, Seminar, Penyuluhan.


Sumber :http://www.jatengexpo.com
http://www.museum-indonesia.net/index.php?option=com

http://www.solopos.com

 

Photo : andikaawan.blogspot.com







Selasa, 09 September 2014

Bedug Terbesar di Dunia

1 komentar

Bedug Islam Terbesar Dunia, Sejarah Bedug Pendowo Purworejo

Bedug pendowo – Merupakan salah satu saksi sejarah kemajuan perkembangan agama Islam di kota kecil Jawa Tengah yang lebih tepatnya di daerah pesisir laut selatan perbatasan dengan Magelang dan Yogyakarta, Purworejo yang dahulunya di kenal dengan Tanah Bagelen yang pada saat ini merupakan daerah yang sangat di segani oleh daerah-daerah lain, dalam sejarah saat itu ada salah satu tokoh Islam yaitu Sunan Geseng muballigh besar yang mengislamkan wilayah Purworejo dan sekitarnya bahkan pengaruhnya hingga ke Yogyakarta dan Magelang.

Purworejo kota kecil yang kini sudah sangat tua sekitar 1113 tahun usianya memiliki banyak sejarah yang harus di gali tak terkecuali ikon Islam di perkembangan agama Islam yang ada di kota ini Bedug Pendowo yang terkenal sebagai Bedug Islam Terbesar Dunia yang hingga kini masih kokoh berada di Masjid Darul Muttaqien yang tempatnya berada di dekat alun-alun kabupaten Purworejo.

Bedug Pendowo dan Masjid Darul Muttaqien merupakan sejarah Islam peninggalan Cokronagoro I yang merupakan bupati pertama di Purworejo yang lebih di kenal dengan Adipati Cokronagoro I yang di masa mudanya mengabdi Kepatihan Kraton Surakarta yang mendapat tugas mengawasi perairan atau irigasi di daerah Ampel dan Boyolali ,di masa tugasnya selesai Cokronagoro I kembali ke Purworejo mengabdi menjadi bupati pertama dan mempersembahkan Bedug yang menjadi karya besar umat Islam dalam pembuatannya di perintahkan langsung oleh sang bupati yang sangat peduli dengan perkembangan Islam di tanah Purworejo.

bedug purworejobedug purworejo

Bedug Kyai Bagelen atau Bedug Pendowo yang di buat dengan salah satu pohon terbesar yang ada pada saat itu yaitu pohon jati pandowo, pohon yang di ambil pun bukan sembarang pohon, pohon jati ini memiliki ke unikan sendiri yang bercabang lima maka di sebutnya dengan jati pandowo, dalam berbagai informasi pohon yang di buat bedug ini merupakan pohon kramat dan tidak boleh di tebang oleh tokoh masyarakat setempat namun atas perintah sang bupati pertama Cokronagoro I yang tidak mempercayai tahayul atau mitos dan mengutus ulama Kyai Irsyad untuk menebang dan di serahkan ke Tumenggung Prawironagoro, akhirnya bedug yang di buat sekitar tahun 1837 oleh Tumenggung Prawironagoro dan Raden Patih Cokronagoro selesai di buat dan di tempatkan di Masjid Agung Kadipaten yang saat ini bernama Masjid Darul Muttaqien.

Sejarah Bedug Purworejo yang saat pembuatannya dengan ukuran kayu yang sangat besar dan tidak ada sambungan membuat penasaran bagai mana tidak bedug yang ber ukuran panjang sekitar 282 cm garis tengah depan 194 cm garis tengah belakang 180 cm keliling bagian depan 601 cm keliling bagian belakang 564 cm dengan jumlah paku depan 120 buah dan jumlah paku belakang 98 buah dan lulangnya dari kulit banteng , menjadikan bedug ini termashur dan terkenal di Asia dan Dunia, bedug yang terbuat dari jati pendowo atau pohon jati yang bercabang lima berasal dari dukuh pendowo desa brengkolan Purwodadi menjadi sejarah betapa sangat berartinya bedug ini di wilayah Purworejo untuk mensyiarkan islam.

Hingga saat ini bedug pendowo sudah menjadi cagar budaya atau peninggalan budaya yang harus di jaga dan dirawat untuk mengenang para pembuatnya juga perkembangan Islam di tanah Bagelen atau Purworejo nama kabupaten saat ini, bedug yang sudah berusia 177 tahun kini menjadi ikon kebanggan umat Islam di wilayah Purworejo dan akan menjadi saksi sejarah perkembangan Islam di daerah selatan wilayah Jawa Tengah.

Bagi anda yang belum pernah datang silahkan berkunjung wisata religi di Mesjid Agung Purworejo yang bernama Masjid Darul Muttaqien di sana akan anda jumpai bedug Pendowo yang terkenal terbesar di Asia dan Dunia, yang pasti bangunan Masjid dan Bedug sama-sama memiliki umur yang sangat tua, demikian ulasan Bedug Islam Terbesar Dunia, Sejarah Bedug Pendowo Purworejo semoga informasi ini bermanfaat bagi anda semua.

 

Sumber : http://www.operaja.com/bedug-islam-terbesar-duniasejarah-bedug-pendowo-purworejo/

 

 

Mustika Widagdo Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template